Alkitab berisi tentang kisah orang-orang pilihan yang "kita sebut sangat
diberkati", bukan karena mereka hidup dalam kelimpahan materi versi
dunia tapi kelimpahan kasih Tuhan yang tercurah lewat pengalaman mereka
bersama Tuhan menghadapi setiap permasalahan hidupnya. Yusuf, Daniel, Rut, rasul Paulus ...
Bahkan Ayub pada akhir segala macam kesengsaraan yang datang bertubi-tubi padanya, boleh mengalami sebuah perjumpaan dengan Allah (Ayub 38-42). Sebuah berkat yang indahnya tak tertandingi oleh apapun.
Bahkan Ayub pada akhir segala macam kesengsaraan yang datang bertubi-tubi padanya, boleh mengalami sebuah perjumpaan dengan Allah (Ayub 38-42). Sebuah berkat yang indahnya tak tertandingi oleh apapun.
Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau. Ayub 42:5
Ketika
kita meresponi kesengsaraaan dengan ketekunan, kita sedang melatih diri
untuk menjadi orang yang mampu merespon kesengsaraan dengan pengharapan
akan Tuhan. Dan pengharapan itu tidak mengecewakan. Sampai kita boleh
menjalani kehidupan ini dengan perkataan iman : Semua Baik.
Roma 5:3 Dan bukan hanya itu saja. Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, 5:4 dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan. 5:5 Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita.
Relasi
kita dengan Tuhan menjadi semakin sempurna ketika kita mengenal Tuhan
bukan hanya lewat pembacaan firman Tuhan tapi juga saat firman itu boleh
kita lakukan dengan tekun untuk semakin kita pahami; bukan juga karena
menikmati hadirat Tuhan lewat doa-doa yang kita naikan di waktu-waktu
khusus saat bersekutu dengan-Nya tapi juga lewat perjumpaan dengan Tuhan
saat kita menyaksikan kuasa Tuhan nyata dalam setiap
perbuatan-Nya, memberikan pertolongan saat kita tak mampu melewati
berbagai kondisi yang harus kita hadapi, mengalami dengan nyata bahwa pengharapan dalam Tuhan tidak mengecewakan.
Jika kekristenan adalah sebuah relasi antara kita dengan Tuhan, bagaimana bisa kita disebut memiliki relasi dengan Tuhan jika kita "mengenal/mengetahui" tentang Tuhan hanya dari kata orang?
Jika segala sesuatu membuat kita semakin mendekat kepada Tuhan, semakin mengenal pribadi-Nya dan menikmati keindahan-Nya, bukankah berarti segala sesuatu itu indah? Semua Baik. Allah itu baik. Biarlah kebenaran bahwa Allah itu baik juga bukan hanya kita nikmati sendiri, tapi hidup kita juga boleh menyampaikan pesan kepada dunia bahwa Allah itu sungguh baik.
